budaya ditentukan oleh bahasa
bahasa menunjukkan bangsa
AWALNYA
1. Bahasa Melayu
Bahasa Melayu dan ratusan bahasa daerah lainnya di Nusantara sebenarnya berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar 6.000-10.000 tahun lalu. Sebagai suatu rumpun bahasa, Austronesia merupakan yang terbesar di dunia, meliputi 1.200 bahasa dan dituturkan oleh hampir 300 juta populasi. Masyarakat penuturnya tersebar luas di wilayah sepanjang 15 ribu km meliputi lebih dari separuh bola bumi, yaitu dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di ujung timur, dari Taiwan-Mikronesia di utara hingga Selandia Baru di selatan.
Dalam perkembangan awal Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
2. Bahasa Melayu Riau
Dalam perkembangan selanjutnya Bahasa Indonesia menjadi sebuah dialek baku dari Bahasa Melayu yang berinduk dari Bahasa Melayu Riau.
Bahasa Melayu Riau adalah bahasa yang berlatar belakang bahasa Melayu kelas tinggi yang telah lama digunakan turun temurun oleh para raja dan sultan yang menguasai seputar Selat Malaka sekitar abad 13 dan 14 Masehi.
Selain itu Bahasa Melayu Riau juga melandasi beberapa peristiwa sebagai berikut;
a. Selat Malaka sebagai pusat bahasa Melayu, pernah mengalami kejayaannya, yaitu saat di zaman Kerajaan Malaka.
Di samping itu, kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Aceh dan Kesutanan Riau telah meninggalkan sekumpulan manuskrip Melayu yang menyebabkan bahasa ini menjadi bahasa tertulis yang relatif mempunyai semacam kebakuan. Bahasa Melayu memperoleh semacam respektabilitas berkat dipakainya bahasa tersebut untuk keperluan perdagangan, pemerintahan, dan keilmuan di masa lampau.
b. Bahasa Melayu Riau adalah bahasa yang mudah menyesuaikan diri dengan pengaruh bahasa luar seperti bahasa Arab, sebagaimana sebelumnya bahasa Melayu juga sudah menyerap unsur-unsur bahasa Sanskerta. Disusul dengan kedatangan bangsa Barat ke Nusantara. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa bahasa Melayu merupakan alat penerimaan dan pengembangan pikiran-pikiran baru maka secara bertahap Bahasa Melayu Riau adalah alat modernisasi di zamannya.
c. Setelah pendidikan modern diperkenalkan pada pertengahan abad ke-19, bahasa Melayu Riau dengan sifatnya yang sangat terbuka itu dengan cepat dapat memainkan peran. Hal ini dapat dilihat di sekolah-sekolah sebelum Perang Dunia II berkecamuk dimana pada saat itu Bahasa Melayu Riau telah dipakai sebagai bahasa baku. Salah satunya adalah lembaga pendidikan di Sekolah Raja di Bukittinggi. Sekolah ini menggunakan bahasa Melayu Riau sebagai bahasa pengantar oleh para pengajarnya.
d. Sebagai bahasa pemersatu bagi para pejuang kemerdekaan untuk bersatu lagi seperti pada masa kejayaan Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.
-*-
SUMPAH PEMUDA
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Lebih tepatnya pada Kongres Nasional II di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca-kemerdekaan. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 yang dituangkan dalam UUD1945.
Banyak orang yang menginginkan kemerdekaan Indonesia, namun mereka tidak setuju Bahasa Melayu Riau disebut Bahasa Indonesia.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah;
"Jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia.
Pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia."
-*-DINAMIS
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari:
1. Bahasa daerah, khususnya dari Pulau Jawa.
2. Bahasa asing, seperti dari India, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris.
3. Bahasa Sanskerta, juga cukup banyak masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Justru, sumbangan yang berasal dari bahasa Melayu pada umumnya terlihat semakin berkurang.
Bahasa Melayu seolah-olah seperti kehabisan darah untuk ikut memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Kini, orang Melayu terpelajar cenderung menggunakan:
1. Kata jengkol dan merasa lebih afdol dengan kata jengkol dibandingkan dengan kata jering.
2. Sementara, kata pengejawantahan, ambeg paramarta, sandang pangan, dan banyak lagi yang lain mulai terbiasa di telinga Melayu.
Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku.
-*-
BAHASA KAYA
Bahasa Indonesia memainkan peran penting sebagai “jembatan” komunikasi menerobos diversitas linguistik yang berbeda satu sama lain dan memungkinkan para penuturnya menjangkau dunia pendidikan modern.
Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu saja.
Kini Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu mendapat tempat utama dalam media komunikasi formal, baik sebagai bahasa teks maupun lisan, disekolah, perkantoran dan tentu saja pada media cetak dan elektronik.
-*-
KESIMPULAN
1. Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu Riau yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal bahasa Melayu yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia.
2. Secara sosiologis, bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
3. Secara yuridis, pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya didalam UUD 1945.
-*-
1. Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu Riau yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal bahasa Melayu yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia.
2. Secara sosiologis, bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
3. Secara yuridis, pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya didalam UUD 1945.
-*-
bahasa yang bermartabat adalah
bahasa yang mempunyai tradisi besar,
dimana di masa lampau sudah dipakai
sebagai kendaraan budaya tinggi,
baik dalam bentuk sastra maupun
dalam bentuk pemikiran atau keilmuan.
infonya sangat membantu kak
BalasHapusgerindra